sejarah kota palembang
Kota Palembang merupakan salah satu ibu kota di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera tepatnya di Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua setelah Medan yang menjadi ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara. Banyak masyarakat Palembang yang pergi merantau ke tempat lainnya.
Bagi masyarakat Indonesia hal yang paling mudah dikenal dari Palembang yaitu makanan khas dan juga kota kerajaan Sriwijayanya, tak heran di sini memang banyak wisatawan berkunjung dan menikmati berbagai makanan yang memang hanya bisa didapatkan di Palembang.
Sejarah Kota Palembang
Palembang merupakan kota strategis yang memiliki Sungai Musi sebagai lalu lintas air utamanya. Sedangkan melalui darat, Palembang menjadi jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan daerah di Sumatera. Maka tak jarang ketika ingin pergi ke tempat lain, Palembang tetap dilewati dan disinggahi wisatawan. Palembang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara.
Lahirnya Palembang
Dengan usia kota 1382 tahun, Palembang merupakan satu dari sekian banyak kota tertua di Indonesia. Pada tahun 16 Juni 682, Palembang dikuasai oleh Sriwijaya dan didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Hal ini diketahui dari prasasti Sriwijaya yang ada di Palembang.
Topografi Palembang memang kota yang dikelilingi air, bahkan terendam oleh air. Asal air disana baik dari rawa maupun dari sungai dan juga hujan, sehingga 52.54% tanah di Palembang tergenang oleh air (Data Statistik 1990).
Palembang sendiri berasal dari bahasa melayu yakni Pa atau Pe yang menunjukkan suatu tempat atau keadaan, sedangkan Lembang atau Lembeng merupakan tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam oleh air. Sedangkan menurut bahasa Melayu-Palembang, lembang artinya genangan air. Untuk itulah daerah ini dinamakan kota Palembang yaitu suatu tempat yang digenangi oleh air.
Awal dan Perlambang Kota Palembang
Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola di tahun 1025 menyebabkan kota hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi, padahal sebelumnya pada Kerajaan Sriwijaya menjadi tempat perdagangan terbesar di Nusantara.
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis di tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua merujuk ke kota Palembang. Jika dilihat dari kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan, disebutkan bahwa tokoh dari Keidir yang menjadi bupati Palembang.
Lama setelah kerajaan berjaya dan akhirnya mulai goyah, Laksamana Cheng Ho datang pada tahun 1407. Di sini Palembang menjadi sebuah kota yang banyak dikunjungi bahkan dijajah oleh Bangsa Portugis.
Namun pada tahun 1832 kesultanan dihapus oleh Pemerintah Hindia, dan akhirnya sampai saat ini Palembang menjadi sebuah kota pemerintahan yang sudah tidak memiliki kerajaan lagi. Dulunya kepresidenan besar terbagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Palembang memiliki lambang kota yakni Bangunan Sirah atau Rumah Palembang warna asli merah tua coklat dengan pinggiran keemasan berikut 2x (4+5) yakni ada 18 tanduk lembaran daun teratai. Sedangkan di tengah atasan terdapat kembang melati yang belum mekar, tak lupa juga simbar yang melambangkan kerukunan kekeluargaan dan juga kesejahteraan Kota Palembang dari berbagai zaman
Komentar
Posting Komentar