sejarah kota mojokerto




SEJARAH TENTANG KOTA MOJOKERTO
Sejarah Pemerintah Kota Mojokerto tak lepas dari sejarah Kerajaan Mojopahit yang pada masa kejayaannya dipimpin oleh seorang raja bernama Hayam Wuruk pada tahun 1350 – 1389 dengan maha patihnya Gajah Mada.
Kerajaan Mojopahit adalah suatu negara yang besar, terletak di Daerah Delta Kali Brantas dan Kali Brangkal, dan merupakan kubu pertahanan yang cukup tangguh dalam menghadapi pasukan kolonial. Daerah Canggu sebagai daerah pelabuhan, merupakan pintu gerbang dari semua kegiatan lalu lintas perdagangan (logistik) pada waktu itu. Untuk kelancaran komunikasi dan angkutan, dibuatlah jalan yang menghubungkan daerah pelabuhan Canggu dengan pusat ibukota. Kota Mojokerto sebagai pusat pemerintahan Mojopahit kala itu, saat ini masih meninggalkan banyak bukti-bukti antara lain sebutan Prajurit Kulon, Magersari, Suronatan, Sentanan, dsb.
Tahun berganti tahun, abad berganti abad, maka sampailah sejarah Mojopahit di bawah Pemerintahan Hindia Belanda. Pada zaman Pemerintah Pemerintah Hindia Belanda, Kota Mojokerto dibentuk sebagai Stadgemeente dengan Keputusan Gubernur Jendral J. Van Limburgstirum pada tanggal 20 Juni 1918, Staatblad tahun 1918 Nomor 324. Kemudian pada zaman Jepang, Kota Mojokerto berstatus sebagai sidi Pemerintah oleh Sie Cok dan Sie Sangikat yang mempunyai wakil sendiri disamping wakil dari daerah Kabupaten Mojokerto.
Pada tahun 1945, Kota Mojokerto merupakan garis depan pertahanan Jawa Timur, dimana Markas Besar Divisi I dibawah pimpinan Panglima Divisi Sungkono. Pada saat itu pasukan kita dalam menghadapi pasukan Kolonial , mundur sampai di Mojokerto. Sebagai daerah basis perjuangan, Kota Mojokerto beserta segenap warga masyarakat telah menunjukkan semangat perjuangannya dalam menghadapi serangan kolonial yang akan mengembalikan pemerintahan penjajahan di Bumi Indonesia.
Untuk mengenang sikap heroisme dan patriotisme pada pejuang bangsa serta memperingati hari pahlawan 10 Nopember, maka sejak lama telah diselenggarakan gerak jalan tradisional Mojokerto – Surabaya. Disamping itu untuk mengenang semangat perjuangan tersebut, telah dibangun sebuah monumen proklamasi yang berdiri kokoh di tengah-tengah Alun-alun Mojokerto serta telah diubahnya peruntukan gedung bekas Kantor Departemen Penerangan Kabupaten dan Kota mojokerto dengan upaya yang cukup intensif dari Pemerintah Kota Mojokerto menjadi Gedung LVRI / Gedung Juang 1945.
Pada kurun waktu 1945 – 1950, Pemerintah Kota Mojokerto di dalam melaksanakan Pemerintahan menjadi bagian dari Pemerintahan Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah. Bupati Mojokerto saat itu sekaligus merangkap menjadi Walikota dan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia.
Pada tahun 1950 dengan dileburnya Negara Jawa Timur ke dalam Republik Indonesia, maka berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur / Jawa Tengah / Jawa Barat kemudian dikukuhkan sebagai Kota Praja berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957.
Dengan ditetapkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 nomenklaturnya berubah menjadi Kotamadya Mojokerto yang selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 berubah lagi menjadi Kotamadya daerah Tingkat II Mojokerto, sebagai bagian wilayah pengembangan Gerbangkertosusila.
Sejak dikeluarkannya PP Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto, luas wilayah Kotamadya Mojokerto menjadi 16,46 KM2 yang terdiri atas dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Magersari dan Prajurit Kulon dengan 18 Desa / Kelurahan.
Kemudian dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti daerah-daerah yang lain berubah nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto.
Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejarahan yang diawali dengan status sebagai Staadgemeente, dan berdasarkan hasil penelitian diterbitkanlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Mojokerto Nomor HK. 66 Tahun 1982, yang menetapkan Hari Jadi Kota Mojokerto yaitu pada tanggal 20 Juni.
KLENTENG HOK SIANG KIONG
Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada jaman Belanda sekitar tahun 1823. Sedangkan Vihara Metta Sraddha didirikan pada tahun 1955. Lokasi Klenteng dan Vihara ini berada di Jl. Residen Pamudji. Ciri khas yang menonjol pada bangunan Klenteng dan Vihara ini adalah arsitekturnya khas Cina.
MASJID AGUNG AL-FATTAH
Masjid Agung Al-Fattah didirikan pada jaman Belanda tepatnya pada tanggal 7 Mei 1878. Lokasi masjid ini berada di pusat kota sebelah Barat Alun-alun Kota Mojokerto yang digunakan untuk syiar Agama Islam. Masjid Al-Fattah saat ini telah dipugar dan diperluas untuk menampung jamaah serta dilengkapi dengan fasilitas di antaranya perpustakaan, taman pendidikan Al-Quran, poliklinik dan koperasi. Bagi Anda yang singgah di Kota Mojokerto belum lengkap rasanya jika tidak mampir dan sholat serta berdo’a di Masjid Agung Al-Fattah agar perjalanan wisata anda bisa membawa barokah.
Aloon-aloon Kota Mojokerto yang terletak di pusat kota, bagi warga Kota Mojokerto dan sekitamya merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana bersantai bagi keluarga di akhir pekan. Mulai pagi hari hingga malam hari, Aloon-aloon tidak pemah sepi dari berbagai kegiatan. Pada pagi hari, banyak siswa-siswi memanfaatkan tempat ini untuk melakukan kegiatan olahraga ataupun sebagai tempat sarana bermain. Kala sore menjelang, warga sekitar, terutama para remaja, memanfaatkan lapangan Aloon-aloon untuk kegiatan sepakbola, ini yang amat meriah. Dan ketika senja tiba, puluhan PKL mengais rejeki dengan menjajakan aneka dagangannya hingga tengah malam. Itulah potret Aloon-aloon Kota, yang tak pemah sepi oleh berbagai kegiatan dari pagi hingga mal am hari. Anda dapat menikmati suasana santai lesehan di rumput lapangan aloon-aloon dengan menggelar alas tikar yang disewakan serta aneka jajanan yang terjangkau harganya dan enak rasanya. Di area luar aloon-aloon akan kita dapati kendaraan khas kota Mojokerto yang disewakan yaitu Dokar dan Sepur Kelinci dengan rute mengelilingi sekitar aloon-aloon dan kota mojokerto.
GEREJA PROTESTAN INDONESIA BAGIAN BARAT
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat merupakan salah satu gereja tertua di Kota Mojokerto dan merupakan peninggalan jaman Belanda. Gereja ini terletak di Jl. A. Yani I dan didirikan pada tanggal 23 Desember 1899. Saat ini telah direnovasi guna menampung berbagai kegiatan Gerejani serta telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas di antaranya AC Band.
KAWASAN SUNGAI BRANTAS INDAH DAN JOGGING TRACK
Dermaga Sungai Brantas merupakan salah obyek wisata air di Kota Mojokerto. Di sana kita dapat berjalan-jalan di area Jocking Track sambil menikmati indahnya Sungai Brantas dan sejuknya terpaan angin sungai tanpa dipungut biaya. Di Area ini juga terdapat caffe lesehan menyediakan beberapa macam makanan. Area ini sangat cocok untuk berolah raga pada pagi hari dan jalan-jalan sore sambil menikmati hembusan angin sungai yang sepoi-sepoi. Kawasan ini terletak di sekitar Jl. Wayam Wuruk sampai di jembatan gajah Mada. Panjang Area ini kurang lebih sepanjang 1 Km. Bagi anda yang ingin menikmati sarana wisata yang murah tanpa dipungut biaya silakan berkunjung dan nikmati pesona Kawasan Sungai Brantas Indah Dan Jogging Track Kota Mojokerto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sejarah kota batu

Sejarah kota malang

Sejarah kota Yogyakarta