Sejarah kota Medan
Sejarah kota Medan memiliki berbagai masa yang ditempatkan dalam poin-poin berbeda. Sebagai Anak Medan (sebutan bagi penduduk Kota Medan), kita tentu harus mengetahui sejarah Kota Medan sebagai tempat kelahiran yang akan selalu kita junjung di mana pun kita berada nantinya. Terlepas dari berbagai versi sejarah dan masa yang pernah menyelimuti Kota Medan di masa silam, ada satu fakta menarik yang perlu kita ketahui. Mau tahu kan tentang apa?
Fakta di Balik Sejarah Kota Medan
Tanggal 1 Juli 2013 lalu, Medan resmi berulang tahun ke-423 yang menjadikannya sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Namun, penetapan hari jadi Kota Medan tersebut, yang diakui mulai berdiri tanggal 1 Juli 1590, dianggap sebagai dugaan yang tidak berbasis pada sejarah. Penetapan tanggal ulang tahun tersebut dirasa tidak akurat jika dilihat dari sejarah Kota Medan itu sendiri.
Medan awalnya merupakan sebuah perkampungan yang dulu dikenal dengan nama Kampung Medan. Medan didirikan oleh seorang tabib bersuku Karo bernama Guru Patimpus sekitar tahun 1590 silam. Karena Kampung Medan berdiri di Tanah Deli, maka Kampung Medan terkadang disebut sebagai Medan-Deli. Lokasi pasti Kampung Medan saat didirikan oleh Guru Patimpus terletak di sekitar Sungai Babura yang saat itu memenuhi dan berhubungan dengan Sungai Deli.
Guru Patimpus (Google.com) |
Asal nama Medan pun beragam datangnya. Seorang pedagang Portugis abad ke-16 melalui buku diarinya mengatakan bahwa nama “Medan” berasal dari nama “Medina” yang merupakan sebuah kota suci di Timur Tengah. Ada juga yang menyebut bahwa nama tersebut berasal dari bahasa India, “Meiden”. Namun yang hingga saat ini diakui sebagai asal nama yang paling pas sesuai faktanya adalah kata “Madan” dalam bahasa Karo yang artinya “sembuh” bersumber dari salah satu kamus bahasa Karo-Indonesia tulisan Darwin Prinst, SH yang dipublikasikan tahun 2002. Kata “Madan” tersebut diakui datang dari percakapan Guru Patimpus, yang merupakan seorang tabib suku Karo, yang bertanya kepada pasiennya di Kampung Medan (sebelum didirikan) dengan pertanyaan “Nggo Madan kam?” Kalimat pertanyaan itu memiliki arti “Apakah kamu sudah sembuh?”
Populasi pertama Medan berasal dari komunitas Batak Karo. Lalu Sultan Iskandar Muda, seorang Sultan Aceh kala itu, mengirimkan panglima perangnya sebagai perwakilan Kesultanan Aceh di Tanah Deli sehingga Tanah Deli pun semakin berkembang. Pertumbuhan populasi dan budaya di Medan pun semakin meningkat. Dalam pemerintahan berikutnya di Kesultanan Delim (sekitar tahun 1669-1698), terjadi perang di Medan. Perang itu pun mengandung legenda daerah yang diakui disebabkan oleh ketidaksudian Putri Hijau, yang terkenal dengan kecantikannya, dalam menerima lamaran Sultan Aceh. Hal tersebut kemudian meyulut perang dan timbullah legenda Meriam, yang kini disimpan di Istana Maimun, dan Ular Naga Raksasa yang merupakan jelmaan dari kedua abang kandung Putri Hijau tersebut.
Kota Medan tidak mengalami perubahan signifikan sejak pertama kali berdiri hingga tahun 1860, ketika kolonial Belanda mulai membersihkan sebuah area untuk dijadikan lahan pertanian tembakau. Didorong dengan hal tersebut, Kota Medan mengalami pertumbuhan pesat dan langsung menjadi pusat pemerintahan Belanda di Sumatera dan aktivitas komersil lainnya. Pemerintah Belanda memerintah Tanah Deli sejak tahun 1658. Di tahun 1915 Kota Medan secara resmi diangkat menjadi ibu kota provinsi Sumatera Utara, dan secara resmi dianggap sebagai sebuah kota di tahun 1918.
Komentar
Posting Komentar