Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

sejarah kota batu

Gambar
Kesejarahan Batu terdiri dari lima masa., yakni Masa Prasejarah, Masa Hindu-Budha, Masa Penyebaran Islam, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan. Masing-masing masa tersebut memiliki landasan kuat sebagai penanda peradaban. Kota Batu yang dewasa ini dikenal sebagai Kota Wisata memiliki sejarah panjang yang cukup menarik untuk dibahas, Ngalamers. Sebab jauh sebelum dikenal sebagai Kota Wisata, Kota Batu awalnya masih merupakan sebuah daerah pemekaran dari Kabupaten Malang pada 2001.   Kota Batu merupakan bagian dari Dataran Tinggi Malang yang terbentuk dari endapan lava yang menjadi danau. Sementara daerah Batu hingga Malang merupakan cekungan dalam yang terbentuk oleh apitan gunung dan pegunungan. Tak heran jika keadaan tanah di Kota Batu cukup subur.  Terkait dengan dinamika sejarah Kota Batu, penulis sejarah Kota Batu, Dwi Cahyono dkk, membagi kesejarahan Batu menjadi lima masa. Yakni Masa Prasejarah, Masa Hindu-Budha, Masa Penyebaran Islam, Masa Kolonial, dan Masa Kemer...

sejarah kota jember

Gambar
VERSI SATU Pada jaman dulu. Saat pulau Jawa masih lebih banyak hutan belantara dibanding populasi yang ada. Manusia seringkali melakukan perpindahan untuk mencari tempat yang lebih baik. Ini bercerita tentang dua kelompok migrasi. Kelompok pertama berasal dari suku Jawa. Jawa timur pedalaman. Seperti Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Bojonegoro, Ponorogo dan sekitarnya. Kelompok migrasi kedua adalah Dari suku Madura. Kedua kelompok tersebut mencari tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Keduanya bertemu pada satu titik. Kelompok pertama dari suku Jawa berkata,”Nang kene ae, lemahe sik  jembar ”. Artinya, disini saja tanahnya masih luas. Kelompok kedua dari suku Madura juga berujar, “Iyeh, neng dinnak beih, tananah gik  jembher ”. Artinya, Iya disini saja, tanahnya masih luas. Begitulah awal terjadinya akulturasi. Percampuran kebudayaan. Seiring dengan berjalannya waktu, kata kata  jembar  dan  jembher  berevolusi menjadi seperti yang kita tahu s...

sejarah kota cirebon

Gambar
Sejarah Singkat Kota Cirebon Cirebon,Objek Wisata ETIMOLOGI, Cirebon dikenal dengan nama Kota Udang danbKota Wali.Selain itu kota Cirebon disebut juga sebagai Caruban Nagari (penanda gunung Ceremai) dan Grage (Negeri Gede dalam bahasa jawa cirebon berarti kerajaan yang luas). Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, bahasa Sunda dan Jawa. Nama Cirebon berasal dari kataCaruban,dalam Bahasa Jawa yang berarti campuran ( karena budaya Cirebon merupakan campuran dari budaya Sunda,Jawa, Tionghoa, dan unsur-unsur budaya Arab) atau bisa juga berasal dari kataCiyang artinya air atau sungai danRebonyang artinya udang dalam Bahasa Sunda (karena udang merupakan salah satu hasil perikanan Kota Cirebon ). Menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad 15 di pantai Laut Jawaada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk set...

sejarah kota madiun

Gambar
 Madiun  merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh  Ki Panembahan Ronggo Jumeno  atau biasa disebut  Ki Ageng Ronggo .  Asal kata Madiun  dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama  keris Tundhung Medhiun . Pada mulanya bukan  dinamakan Madiun , tetapi Wonoasri. Sebelum berubah menjadi Madiun, nama yang dipakai ada beberapa versi: Pada sejarah Kabupaten Madiun disebutkan 2 nama yaitu yaitu (desa/kabupaten) Wonorejo dan Purbaya. Sementara di Wikipedia muncul 2 nama yaitu Wonosari dan Purabaya  Nama Madiun baru digunakan sejak tanggal 16 Nopember 1590 Masehi (untuk menggantikan nama {Purbaya / Purabaya). Asal mula pemerintahan Kabupaten Madiun awalnya bermula dari Nguwaran Dolopo dan kemudian pusat...

sejarah kota bojonegoro

Gambar
Pada zaman dahulu kala, di sebelah utara Gunung Kendeng berdiri sebuah kerajaan bernama Malowopati. Rajanya bergelar Prabu Anglingdarma. Ia seorang raja yang arif dan bijaksana serta kaya raya. Wajahnya tampan. Ia suka bertapa dan berkelana mencari pencerahan jiwa. Tak heran jika ia termasuk seorang raja yang disegani oleh kawan maupun lawan karena kelebihan dan kesaktian yang dimilikinya. Konon, Prabu Anglingdarma juga dikaruniai anugerah untuk mengerti dan mengetahui bahasa semua binatang. Ketika Anglingdarma masih berusia muda, ia senang keluar masuk desa. Banyak negeri yang disinggahinya. Semua itu ia lakukan demi menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup. "Aku tak akan mengambil seorang istri kecuali titisan dari Dewi Widowati," katanya dalam hati. Anglingdarma terus mengembara, menuruti kata hatinya. Pada suatu waktu, ia berjumpa dengan seorang putri cantik jelita, mengenakan selendang sutra ungu, kembang beludru, dan kebaya sutra kesumba. ...