Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

sejarah kota lombok

Gambar
Pulau Lombok sejak zaman kerajaan Majapahit sudah terkenal. Hal ini terbukti dengan disebutnya dalam buku Negarakertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca. Negarakertagama ditemukan juga di Lombok. Legenda masyarakat Sasak menceritakan bahwa pada zaman dahulu kala, kerajaan Mataram Lama di Jawa Tengah dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Pramudawardhani yang kawin dengan Rakai Pikatan . Konon sang Permaisuri adalah seorang ahli pemerintahan, sedangkan sang suami ahli peperangan. Kekuasaannya ke barat sampai ke Pulau Sumatra, ke timur sampai ke Pulau Flores. Ketika itulah banyak rakyat Mataram pergi berlayar ke arah timur melalui Laut Jawa menggunakan perahu bercadik. Tujuan mereka berlayar tidak diketahui secara pasti. Apakah untuk memperluas kekuasaan atau menghindari kerja berat, karena pada saat itu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Kalasan sedang dibangun oleh sang raja. Demikianlah mereka berlayar lurus ke timur dan mendarat di sebuah pelabuhan.

sejarah pulau madura

Gambar
Bangkalan, Radar.- Bangkalan dulunya lebih dikenal dengan sebutan Madura barat. Penyebutan ini, mungkin lebih ditekankan pada alasan geografis. Soalnya, Kabupaten Bangkalan memang terletak di ujung barat Pulau Madura. Dan, sejak dulu, Pulau Madura memang sudah terbagi-bagi. Bahkan, tiap bagian memiliki sejarah dan legenda sendiri-sendiri. Berikut laporan wartawan Radar Madura di Bangkalan, Risang Bima Wijaya secara bersambung. Menurut legenda, sejarah Madura barat bermula dari munculnya seorang raja dari Gili Mandangin (sebuah pulau kecil di selat Madura) atau lebih tepatnya di daerah Sampang. Nama raja tersebut adalah Lembu Peteng, yang masih merupakan putra Majapahit hasil perkawinan dengan putri Islam asal Campa. Lembu Peteng juga seorang santri Sunan Ampel. Dan, Lembu Peteng-lah yang dikenal sebagai penguasa Islam pertama di Madura Barat. Namun dalam perkembangan sejarahnya, ternyata diketahui bahwa sebelum Islam, Madura pernah diperintah oleh penguasa non muslim,

sejarah kota jakarta

Gambar
Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang kita kenal sebagai Ibukota Republik Indonesia terletak di Pulau Jawa diantara Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas sebesar 664.01 km 2 dengan kepadatan penduduk sebanyak 9.992.842 jiwa. Jakarta menempati urutan pertama sebagai kota dengan kepadatan yang paling tinggi. Sang kota metropolitan yang gemerlapnya tak pernah usai hingga membuat ratusan ribu orang rela pergi ke Jakarta untuk suatu perubahan. Dibalik gemerlapnya dan kerasnya kota Jakarta tersimpan banyak sejarah yang tidak kita ketahui. Jauh sebelum Kota Jakarta bernama Jakarta, kota ini telah lebih dulu mengalami banyak pergantian nama. Nama pertama kali yang dimiliki Jakarta adalah Sunda Kelapa. Bukti mengenai adanya pemukiman penduduk bernama Sunda Kelapa adalah Prasasti Tugu yakni sebuah peninggalan yang tertanam di daerah Jakarta Utara. Prasasti Tugu memiliki hubungan dengan empat prasasti lain yang diyakini berasal dari zaman kerajaan Hindu yakni ker

sejarah kota surabaya

Gambar
Surabaya memiliki penduduk 2.813.847 jiwa (2014). Daerah Surabaya yaitu meliputi daerah metropolitan Gerbangkertosusila yang berpenduduk hampir 10 juta jiwa, angka ini terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya memiliki Bandar Udara Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pelabuhan Ujung. Nama yang sering disebut untuk julukan Surabaya adalah Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Surabaya sendiri konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya. (Baca juga: Sejarah Gudeg ) Bukti sejarah banyak menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, berangka 1358 M dalam prasasti Trowulan I. Dalam prasasti itu tercantum bahwa Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa di tepian sungai Brantas sebagai tempat penyebrangan penting sepanjang sungai Brantas. Dalam buku Negara Kertagam